Kamis, 08 September 2016

ROAD TO INFINITE

Assalamualaikum wbt.
Alhamdulillah, pada tarikh 9 Ogos 2016 sehingga 20 Ogos 2016, seramai 108 orang mahasiswa baru 2016 telah selamat sampai ke Banda Aceh dan disambut oleh ahlijawatankuasa yang bertugas.
 
 
 
ROMBONGAN PERTAMA MAHASISWA BARU SELAMAT TIBA DI BANDARA SULTAN ISKANDAR MUDA, BANDA ACEH
(Muslimat)
 
 
ROMBONGAN PERTAMA MAHASISWA BARU SELAMAT TIBA DI BANDARA SULTAN ISKANDAR MUDA, BANDA ACEH
(Muslimin)








Senin, 02 November 2015

KASMA 15 : Futsal Mengeratkan Ukhuwah

Rumah Merah dan Rumah Kuning
Sumber : Galeri KASMA 15
PKPMI-CA BANDA ACEH, Ahad–  4 kumpulan rumah sukan telah bertanding dalam pertandingan futsal bagi memenuhi acara sukan yang dianjurkan oleh Exco Sukan dan Kesenian, Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia Cawangan Aceh. Salah satu pertandingan iaitu Futsal, ini mendapat sambutan yang menggalakkan.

Menurut Bendahari Agung PKPMI Cawangan Aceh tersebut saudara Ustaz Muhammad Hafizuddinbin  Zamri, pertandingan ini dapat mengeratkan lagi ukhuwah antara sesame ahli PKPMI Cawangan Aceh disamping dapat memberikan ketahanan fizikal dan mental.

Pertandingan futsal ini diadakan di Futsal ZidaneTanjung Selamat Banda Aceh selama 4 jam hingga keperingkat final pada 1 November 2015. Peserta-peserta futsal terdiri dari hasil pembahagian dari ketua rumah sukan untuk dipertandingkan .

“Diharapkan kumpulan rumah biru bersabar walaupun pembahagian pemain tidak berapa adil, dan saya berharap rumah biru terus bersemangat hingga ketitisan terakhir, Lawan tetap lawan,” kata Al-Helmi ketua Rumah biru

“Mereka bagus dalam permainan dengan semangat bertanding tetapi semangat kesukanan itu mereka kurang, jika mereka mahu bermain untuk kemenangan mereka harus bermain bersungguh-sungguh untuk mencapai kejayaan,” kata Ahmad Suhaimi Bagi ketua rumah Merah.

“Hijau pasti boleh, Allah sentiasa bersama kita, maju hijau maju luaskan kuasamu hijau” kata Rahman Ketua Rumah Hijau.

“Bijak menyusun strategi untuk mencari kemenangan itu matlamat kuning. Maju mengorak langkah” kata Farid Zaini yang menggelarkan dirinya sebagai raden.




 

        
Suhaimi                                           Rahman
Ketua Rumah Merah                     Ketua Rumah Hijau

          
Al-Hilmi                                              Farid (Raden)
Ketua Rumah Biru                             Ketua Rumah Kuning



*Photo Futsal KASMA 15 di Galeri PKPMI-CA

Selasa, 19 Mei 2015

Bantuan rohingnya dari PKPMI-Ca



Alhamdulillah…..

Setakat ini kutipan dana untuk mangsa rohingnya yang berada di Langsa Aceh dari ahli PKPMI-Ca adalah sebanyak Rp 2.050.000.00. Manakala jumlah keseluruhannya telah mencecah sebanyak Rp 56.000.000.00. Pihak PKPMI-Ca akan membawa semua wang sumbangan RP 56.000.000.00, pakaian dan barang-barang keperluan yang disumbang ke Langsa pada malam ini 18 Mei 2015.

Pihak PKPMI-Ca masih membuka ruang menyumbang  untuk sesi ke-2. Pihak kami amat mengharapkan pertolongan serta mengalu-alukan bantuan dari orang ramai.

Sekirannya anda ingin memberikan sumbangan boleh menyalurkan melalui akaun:

Maybank - 114302162897 atas nama Amir bin Ahmad Pohat (YDP PKPMI-Ca)


*Sebarang pertanyaan boleh hubungi  Ustazah Hamizah  (+6287747110637). Jika anda telah melakukan transaksi, boleh maklum kepada beliau.

tambahan :

1) rombongan untuk sesi pertama membawa barang-barang bantuan dan wang tunai sebanyak Rp       56juta.

2) Yang diketuai oleh YDP PKPMI-Ca, Ustaz Amit bin Ahmad Pohat


 Persedia sebelum ke Langsa

 Antara barang sumbangan Ahli PKPMI-Ca yang di bawa ke langsa

 Barang-barang tambahan

Antara pelajar yang mewakili PKPMI-Ca ke Langsa (doakan kami)




Disaat kita dalam keadaan terpuruk, pernahkah kita menerima suatu pemberian dari orang lain? Bagaimana perasaan kita saat itu? Hati kita mestinya akan berbinar-binar. Perasaan kita sangat senang dan kita sangat berterimakasih atas kebaikan saudara kita. Namun, adakah kita bayangkan bahwa suatu keadaan barangkali akan berbalik? Saudara kita pada saat tertentu sangat membantu uluran tangan kita. Dia dalam kesulitan. Kita adalah orang yang terdekat dengannya. Apalagi ikatan kita dengan saudara kita bukan sekedar ikatan biologis, namun ikatan yang jauh lebih mulia, yaitu ikatan ideologis. Kita adalah satu agama, sama-sama muslim. Al-Qur’an menegaskan hal ini dalam surat al-Hujurat: 10, “Sesungguhnya sesama muslim itu bersaudara.” 

Dalam sebuah kata hikmah disebutkan, “Saudaramu yang sesungguhnya adalah yang ikut menangis bersamamu, bukan yang hanya ikut tertawa bersamamu.” Ya… teman kita yang hakiki adalah yang senasib sepenanggungan dengan kita. Mengetahui dan paham betul keadaan kita. Bahkan pada tingkat tertentu, dia akan memberikan bantuan sekalipun tidak kita pinta. Atau mengutamakan kepentingan kita daripada kepentingan dirinya sendiri. Subhaanallah. Sungguh mulianya persaudaraan semacam ini. 


Kita hendaknya senantiasa ikut merasakan apa yang dirasakan oleh saudara kita. Dan itulah bukti keimanan kita. Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda, “Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, dia tidak akan berbuat dzalim kepadanya dan tidak akan menyerahkannya kepada musuh. Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, maka Allah akan memenuhi hajatnya. Dan barang siapa yang meringankan penderitaan dari saudara muslimnya, maka Allah akan meringankan penderitaan yang dia alami dari penderitaan-penderitaan di hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutup aib saudara muslimnya, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat” (Muttafaq ‘Alaih)


Dalam hadis lain Rasulullah juga menggambarkan permisalan tentang betapa agungnya persaudaraan sesama muslim. Dia tidak merasa tenang ketika saudaranya dalam keadaan sakit. Dia pun tidak bisa tidur dengan pulas, sampai saudaranya benar-benar bisa tidur pula dengan pulas. Dia akan rela begadang, demi menunggu saudaranya. Dia merasa senasib. Rasulullah SAW bersabda, “Permisalan kaum mukmin dalam kasih, sayang dan cinta mereka, ibarat satu tubuh. Yang jika salah satu anggota tubuhnya mengeluh (sakit), maka semua anggota tubuh lainnya akan terjaga tidak bisa tertidur pulas merasakan demam dan panas” (HR Muslim)


Ada sejumlah pertanyaan yang mencecar kita ketika melihat kenyataan bahwa saat ini banyak diantara saudara kita yang mengalami ujian dan musibah. Apa yang mestinya kita lakukan?
Pertama, kita hendaknya menyadari bahwa membantu saudara kita yang terkena musibah adalah sebuah kewajiban. Maka, Rasulullah SAW sampai mengatakan, “Tidaklah beriman diantara kalian sampai dia mencintai sesuatu pada saudaranya, sebagaimana dia mencintainya untuk dirinya sendiri” (HR Muslim)


Kedua, ulurkanlah bantuan dan ajaklah teman-teman kita untuk memberikan bantuan untuk saudara kita yang terkena musibah semaksimal mungkin. Bantuan kita untuk saudara kita akan sangat berarti bagi mereka. Bantuan kita adalah bukti cinta kita terhadap mereka. Karena, bantuan yang kita ulurkan hakikatnya adalah investasi kita di sisi Allah. Allah menjamin akan membantu kita di saat kita membutuhkan. Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda, “Allah akan membantu seorang hamba, jika seorang hamba membantu saudaranya” (HR Muslim)


Ketiga, doakanlah agar mereka diberi kesabaran, dan diberikan ganti yang lebih baik. Sebab, sabar adalah modal utama untuk bangkit. Dan dengan sabar pula Allah akan memberikan ganti yang lebih baik yang tidak disangkan oleh manusia. Allah berfirman dalam surat az-Zumar: 10, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlahyang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” 


Keempat, ambillah pelajaran dari kejadian yang ada. Kejadian yang ada akan sangat berarti bagi kita untuk lebih mempersiapkan diri menjadi pribadi muslim yang matang. Yang meyakini bahwa semua atas takdir Allah. Semua milik Allah. Dan semua akan kembali kepada Allah. Allah SWT berfirman dalam surat at-Taghabun: 10, “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah” Dan ketika musibah telah terjadi maka ucapkanlah sebagaimana yang diajarkan Al-Qur’an dalam surat al-Baqarah: 156, “Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun” Semoga Allah melindungi, memberkahi serta melanggengkan cinta kasih diantara kita.   Amin...




PRAY FOR ROHINGNYA

"PKPMI-Ca CARE"

" Memantapkan Intelektual, Memurnikan Fikrah Mahasiswa "

Senin, 18 Mei 2015

Hikmah dari perjalanan Isra' dan Mi'raj


SALAM ISRA' MI'RAJ 1436 H





Perjalanan isra dan mi’raj merupakan perjalanan yang penuh berkah yang menunjukkan betapa Maha Kuasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bagaimana seorang hamba –Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam-, bersama ruh dan jasadnya menempuh jarak ribuan bahkan jutaan kilometer hanya dalam satu malam saja. Dan dalam perjalanan yang sedemikian cepat tersebut, Allah kuasakan Nabi Muhammad mampu melihat keadaan sekitar yang beliau lewati, baik kejadian atau keadaan saat isra maupun mi’raj.

Imam as-Suyuthi adalah di antara ulama yang menjelaskan beberapa hikmah perjalanan isra mi’raj. Beliau mengatakan tentang hikmah perjalanan isra dilakukan di malam hari karena malam hari adalah waktu yang tenang menyendiri dan waktu yang khusus. Itulah waktu shalat yang diwajibkan atas Nabi, sebagaimana dalam firman-Nya, “Berdirilah shalat di malam hari” (QS. Al-Muzammil: 2) (as-Suyuthi, al-Khasha-is an-Nabawiyah al-Kubra, Hal: 391-392).

Abu Muhammad bin Abi Hamzah mengatakan, “Hikmah perjalanan isra menuju Baitul Maqdis sebelum naik ke langit adalah untuk menampakkan kebenaran terjadinya peristiwa ini dan membantah orang-orang yang ingin mendustakannya. Apabila perjalanan isra dari Mekah langsung menuju langit, maka sulit dilakukan penjelasan dan pembuktian kepada orang-orang yang mengingkari peristiwa ini. Ketika dikatakan bahwa Nabi Muhammad memulai perjalanan isra ke Baitul Maqdis, orang-orang yang hendak mengingkari pun bertanya tentang ciri-ciri Baitul Maqdis sebagaimana yang pernah mereka lihat, dan mereka pun tahu bahwa Nabi Muhammad belum pernah melihatnya. Saat Rasulullah mengabarkan ciri-cirinya, mereka sadar bahwa peristiwa isra di malam itu benar-benar terjadi. Kalau mereka membenarkan apa yang beliau katakan tentang isra konsekuensinya mereka juga harus membenarkan kabar-kabar yang datang sebelumnya (risalah kenabian). Peristiwa itu menambah iman orang-orang yang beriman dan membuat orang-orang yang celaka bertambah keras bantahannya (Ibnu Hajar, Fathul Bari, 7: 200-201).

Dan termasuk hikmah perjalanan isra mi’raj Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah isyarat bagi umat Islam agar menjaga bumi al-Quds dari para penyusup dan orang-orang yang tidak senang terhadap Islam. Khususnya bagi kaum muslimin saat ini, agar tidak merasa rendah, takut, dan lemah dalam memperjuangkan al-Quds dari tangan orang-orang Yahudi (al-Buthi, Fiqh ash-Shirah an-Nabawiyah, Hal: 113)

Adapun hikmah dari peristiwa mi’raj dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih susu daripada khamr menunjukkan fitrah dan murninya ajaran Islam yang sesuai dengan tabiat manusia. Sedangkan peristiwa terbukanya pintu langit yang sebelumnya terkunci, lalu Jibril ‘alaihissalam meminta untuk dibukakan, yang demikian agar alam semesta mengetahui bahwa sebelum kedatangan Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam hal ini belum pernah dilakukan. Sekiranya tidak demikian, mungkin orang akan menyangka bahwa pintu langit senantiasa terbuka. Dan Allah Ta’ala juga hendak mengabarkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dikenal oleh penduduk langit. Oleh karena itu, ketika pintu langit dibukakan, lalu Malaikat Jibril mengatakan kepada penjaga langit bahwa ia bersama Muhammad, malaikat penjaga tersebut bertanya, “Apakah dia telah diutus?” Bukan bertanya, “Siapa Muhammad?” (as-Suyuthi, al-Khasha-is an-Nabawiyah al-Kubra, 391-392).

As-Suyuthi melanjutkan, hikmah beliau dipertemukan dengan Nabi Adam ‘alaihissalam pada langit pertama karena Nabi Adam adalah nabi dan manusia pertama. Di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa‘alaihissalam karena Nabi Isa adalah yang paling dekat masanya dengan Nabi Muhammad ‘alahima shalatu wa salam. Kemudian di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf, karena umat Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam akan masuk ke dalam surga dengan penampilan serupawan Nabi Yusuf. Berikutnya Nabi Idris, dikatakan bahwa beliaulah yang pertama kali diangkat ke langit sebelum Nabi Isa dan Nabi Muhammad. Kemudian bertemu dengan Nabi Harun karena dia adalah saudara Nabi Musa yang mendapinginya dalam berjuang. Setelah itu berjumpa Nabi Musa karena keutamaan beliau pernah diajak berbicara oleh Allah. Dan terakhir adalah Nabi Ibrahim karena beliau adalah bapak pilihan yakni bapak para nabi.

Imam al-Qurthubi menyatakan, pengkhususkan Nabi Musa dalam peristiwa shalat. Ada yang mengatakan karena Nabi Musa adalah nabi yang paling dekat posisinya saat Nabi Muhmmad turun. Ada juga yang mengatakan umatnya lebih banyak dari umat nabi selainnya. Ada lagi yang berpendapat karena kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Musa adalah kitab yang paling mulia kedudukan dan hukum syariatnya sebelum Alquran diturunkan. Atau juga karena umat Nabi Musa dibebankan amalan shalat sebagaimana umat nabi lainnya, lalu mereka merasa berat dengan syariat tersebut, maka Nabi Musa kasihan dengan umat Nabi Muhammad. Pendapat terakhir ini dikuatkan dengan riwayat tentang perkataan Nabi Musa,

أنا أعلم بالناس منك
“Saya lebih mengetahui karakter manusia dibanding Anda.”

Tidak heran Alquran banyak sekali memuat kisah Nabi Musa, tujuannya adalah agar kita banyak-banyak mengambil hikmah dari perjalanan hidup beliau, perjalanan dakwahnya, dll.

Pengkhususan syariat shalat melalui perjalanan mi’raj karena ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mi’raj di malam itu, para malaikat sedang beribadah. Di antara mereka ada yang berdiri dan tidak duduk, ada yang terus rukuk dan tidak sujud, ada yang terus sujud dan tidak duduk, maka AllahSubhanahu wa Ta’ala mengumpulkan semua ibadah ini untuk umat Nabi Muhammad. Seorang hamba menggabungkan berdiri, rukuk, sujud, dan duduk dalam satu rakaat saja (Muhammad Amin bin Ahmad Janki, ash-Shirah an-Nabawiyah min al-Fathi al-Bari, 1: 239-240).

Dengan perjalanan isra mi’raj ini, Allah menginginkan agar hamba dan Rasul-Nya merasakan periode baru dalam berdakwah, sebagaimana Nabi Musa juga mengalami periode baru dengan berangkat langsung mendakwahi Firaun dan diangkatnya saudaranya Harun untuk mendampingi dakwahnya. Nabi Musa sebelum diperintahkan untuk menemui Firaun telah Allah siapkan dengan berbagai macam mukjizat dan keutamaan agar beliau siap. Allah berfirman kepada Nabi Musa,

لِنُرِيَكَ مِنْ آَيَاتِنَا الْكُبْرَى اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى
“untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar, Pergilah kepada Fir´aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas.” (QS. Thaha: 23-24)

Sama halnya dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah persiapkan perjalanan dakwah beliau yang panjang dengan membawanya ke suatu fase dimana dipertemukan dengan Jibril, para nabi, surga dan neraka, agar kesabaran beliau kian tertempa dalam menghadapi lika-liku perjalanan dakwah. Allah berfirman kepada Nabi Muhammad,

لَقَدْ رَأَى مِنْ آَيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى
“Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm: 18)

Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam diistimewakan dengan mengimami para nabi dan dinaikkan menuju sidratul muntaha, suatu keistimewaan yang tidak didapat oleh seoranng pun selain beliau.
Dan sebesar-besar hikmah dari perjalanan isra mi’raj adalah disyariatkannya shalat. Dengan melaksanankan shalat wajib tersebut seorang hamba menegakkan sebuah kewajiban ubudiyah yang mampu meredam hawa nafsu, menanamkan akhlak-akhlak mulia di dalam hati, menyucikan jiwa dari sifat penakut, pelit, keluh kesah, dan putus asa. Dengan shalat kita bisa memohon pertolongan kepada Allah dari permasalahan yang kita hadapi. Allah Ta’ala berfiman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)

إِنَّ الإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا إِلاَّ الْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاَتِهِمْ دَائِمُونَ
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.” (QS. Al-Ma’arij: 19-23)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang senantiasa berdiri (shalat) bermunajat kepada Rabbnya, sampai-sampai beliau menemukan kenikmatan dalam mengerjakan shalat. Beliau bersabda,

وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلاةِ
“Dan dijadikan penyejuk hatiku di dalam shalat.”

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang bersemangat dalam mengerjakan shalat dan tidak lalai dalam mengerjakannya. Semoga shalat menjadi penyejuk hati kita dan jalan untuk mendekatkan diri kepada Rabb kita. Amin..


Sumber: Islamstory.com

Senin, 04 Mei 2015

Ramadhan Al-Mubarak Is Coming Soon


44 hari lagi berbaki sehingga bertemu Ramadhan buat sekian kalinya lagi...
semoga Allah menyampaikan kita pada bulan yang penuh mulia dan barakah ini...
amin ya rabbal a'alamin...

"Biah Dijaga... Sahsiah Terpelihara..."

"Kerana Syurga Tujuan Kita..."

"Memantapkan Intelektual... Memurnikan Fikrah Mahasiswa..."